Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, dan Desa Cinerang, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan memiliki satu kesamaan yang tidak bisa diabaikan: sungai yang memisahkan mereka. Namun, sungai ini bukanlah penghalang bagi semangat belajar anak-anak di kedua desa ini, berkat seorang pahlawan tak dikenal, Pak Juna.
Pak Juna, seorang guru SD di SD IT Maslahatul Ummat, adalah sosok yang luar biasa. Setiap hari, sebelum mengajar, dia harus berjibaku dengan air sungai yang deras untuk bisa sampai di sekolah. Mengapa dia melakukan ini? Karena sayang pada anak muridnya, para guru tak ingin ketiadaan jembatan di Desa membelenggu pendidikan anak-anak di sana.
Sungai yang memisahkan kedua desa ini bukanlah halangan bagi semangat Pak Juna. Dia menghabiskan waktu dan tenaganya untuk membangun jembatan improvisasi yang sederhana, menggunakan apa yang dia miliki: bambu, kayu, dan tali. Jembatan ini menjadi satu-satunya akses yang aman bagi anak-anak untuk menyeberangi sungai dan sampai di sekolah.
Pak Juna tidak hanya menjadi pahlawan pendidikan di mata anak-anak dan orang tua mereka, tapi dia juga menjadi inspirasi bagi seluruh komunitas. Kegigihan dan tekadnya untuk memastikan bahwa anak-anak di desa ini mendapatkan akses pendidikan yang layak adalah contoh nyata dari betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa.
Masyarakat setempat sangat berterima kasih kepada Pak Juna atas pengorbanannya. Mereka berharap pemerintah setempat dapat memberikan perhatian lebih pada kondisi infrastruktur di daerah mereka. Bagi anak-anak di sini, Pak Juna adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah membantu mereka mengejar cita-cita mereka dan melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.