Sebuah Desa Tanpa Akses yang Memadai
Kampung Sikluk di Desa Sindangbarang, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, mungkin tidak akan muncul dalam peta wisata. Tapi bagi warga yang tinggal di sana, masalah yang mereka hadapi setiap hari, termasuk keterbatasan akses akibat kurangnya jembatan yang layak, adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Selama bertahun-tahun, kampung ini hidup dengan kurangnya infrastruktur jembatan yang memadai. Tidak pernah ada jembatan permanen yang dibangun di sini. Yang ada hanyalah jembatan sederhana yang terbuat dari kayu dan bambu, hasil dari swadaya masyarakat setempat. Sayangnya, jembatan-jembatan ini hanya mampu bertahan kurang dari 6 bulan, dan itu pun hanya saat air sungai dalam kondisi surut. Begitu volume air meningkat, jembatan-jembatan itu seringkali hanyut dan, meninggalkan rakit yang membuat warga lebih terisolir. Sontak jembatan ini bukanlah hanya sekedar akses penyebrangan melainkan menjadi jantung utama bagi kehidupan Masyarakat kampung Sikluk.
Beban yang Berat
Dampak dari kurangnya akses jembatan ini sangat dirasakan oleh seluruh warga kampung. Ibu hamil kesulitan untuk mencapai fasilitas kesehatan yang lebih aman dan memadai. Lansia di kampung ini juga merasakan kesulitan yang sama, terbatasnya akses kesehatan membuat mereka tidak dapat dengan mudah mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Anak-anak sekolah terpaksa sering tidak masuk kelas. karena perjalanan yang sulit dan berbahaya. Ini semua bukan hanya masalah praktis, tetapi juga soal keamanan dan kualitas hidup.
Salah satu warga, sambil menahan tangis, berbagi perasaannya, “Kami sudah lelah dengan kondisi ini. Kami ingin punya jembatan yang layak, kami tidak ingin keluarga kami menjadi korban lagi.”
Harapan dan Impian yang Menyala
Meskipun warga Kampung Sikluk telah lama berjuang melawan keterbatasan ini, mereka tidak pernah kehilangan harapan. Impian untuk memiliki jembatan yang layak terus menyala dalam hati mereka. Mereka percaya bahwa dengan bantuan dan perhatian yang tepat, impian ini dapat menjadi kenyataan.a
Kampung Sikluk, meskipun terisolir, adalah contoh nyata dari kekuatan manusia untuk tetap berdiri dan berharap dalam menghadapi kesulitan. Semoga upaya mereka untuk mendapatkan jembatan yang layak segera terwujud, sehingga mereka dapat merasakan akses yang sama seperti yang dinikmati oleh warga lainnya.